Laman

Kamis, 28 Mei 2015

Wisata Ke Pulau Pari

Indahnya Pantai perawan menjadi idola obyek wisata di Pulau Pari. Pantai yang membentang di sepanjang utara Pulau Pari memiliki pemandanagan hutan mangrove yang lebat dan rindang. Dahulu obyek wisata Pulau Pari tak di kenal wisatawan.

Di Pasir Putih ini Tahukan apa pantai pasir putih pulau pari Merupakan objek wisata yang digemari para wisatawan pulau pari. warganya telah sadar betul akan potensi ekonomi mereka sehingga kesadaran untuk menerapkan Aneka pilihan Paket Wisata Pulau Pari yang lengkap dengan harga mulai paling murah.


Tour dan Travel Kepulauan Seribu, Penyedia jasa wisata bahari kepulauan seribu. Meliputi Pulau Pramuka, Pulau Pari, Pulau Harapan & Pulau Tidung. terdapat di kawasan perairan Kepulauan Seribu, Jakarta. Pulau ini masih menjadi faktor para wisatawan untuk singgah ke pulau yang merupakan pantai landai.

Selain Pantai perawan Kunjungi juga lokasi Jembatan Cinta Di Pulau Tidung denagn panoramanya disini https://wsrja.wordpress.com/2015/05/04/tidung/ dengan suasana pemandangan sunset menjelang sore hari.

Minggu, 03 Mei 2015

Serunya Liburan Ke Pulau Tidung

Liburan seru ini Setelah menyusuri jembatan cinta dan pantai, kami kembali ke homestay dengan bemtor lagi. Kami tidak menunggu matahari terbenam, karena kami telah dipesan oleh Ny Yayah, cobalah Maghrib sudah di rumah. Sholat Maghrib selesai, kami makan malam dengan menu khusus yang disiapkan oleh Ibu Yayah, cumi-cumi dan ikan. Nasi hangat, kecap pedes gurih menambahkan makan malam kami. Saya tergoda oleh cumi-cumi besar, makan lahap. Hmm ... yummmy dan itu super puas malam  dan kami tidur nyenyak.



Rabu, 31 Desember, 2014, pukul 07.00 WIB, kami meninggalkan homestay, karena kapal akan berangkat ke Muara Angke 08.00 WIB. Hujan pagi, suami meminta Ny Yayah suami, "Kalau hujan seperti ini, kapal masih tersisa? Suami Bu Yayah mengatakan" Ya Pak, masih tersisa. "Saya berharap bahwa mudah-mudahan ombaknya tidak besar.

Bu Yayah suami mengantar kami ke dermaga dan kami melihat kapal yang sudah stand by di sana. Kami segera masuk ke dalam kapal untuk memilih posisi, ternyata kapal yang kami naik banyak bocor, akibatnya banyak tempat basah di kapal. Ingin duduk di bagian atas kapal, tapi karena hujan, kami memilih di dalamnya. Setelah mengambil pelampung, kami duduk menikmati sarapan Yag kami siapkan. Mualilah, banyak penumpang tiba, ketika kita sedang sarapan, tiba-tiba suami untuk menemukan pelampung yang telah diambil oleh dia, ternyata kita tidak mengapung di sana, diambil. Bukan salah satu dari mereka juga, tapi karena kami hanya menempatkan begitu saja menutup tempat duduk kami jadi berpikir apa-apa memiliki. Suami segera mengambil kembali dua pelampung dan segera kita gunakan sebagai bantal, meskipun tidak mengambil lebih ... he he he.

Pukul 08.00 WIB, kapal berangkat, dari awal keberangkatan, saya sudah merasakan gelombang cukup besar. Semakin terus berjalan, akhirnya apa yang saya takut terjadi, gelombang besaaarrr bangeeettt, gemetar kapal kami merasa sama sekali. Semua penumpang tegang, termasuk suami saya. Perut seperti biasa terguncang, takut, deg-deg-an, mengundurkan diri ... mereka semua menjadi satu. Penumpang panik menghadapi sangat terlihat sekali. Suami mengingatkan saya banyak dzikir, doa dan murojaah. Sementara dzikir Al Ma'tsurat, terlihat, air dari gelombang yang masuk melalui sela-sela kayu di kapal kami. Lantai kayu kami basah. Situasi tegang berlangsung selama sekitar satu jam. Selain rasa takut dan panik, mulai satu per satu penumpang mabuk laut, karena tidak tahan gelombang kejut. Saya sendiri merasa mual kepalang, tapi alhamdulilllaah sampai akhir perjalanan tidak mabuk laut, karena angin mulai segera minum cairan yang sudah disiapkan dari awal keberangkatan.

Pada 10:00 kapal tiba di Pelabuhan Muara Angke. Alhamdulillaah ... lega. Perjalanan pulang kami terus naik angkot menuju Grogol 01 merah. Terminal Grogol, kami berhenti pertama di rumah makan Padang, karena perut terasa lapar. Setelah makan, kami terus naik AC Bus, jurusan Grogol - Bekasi. Bus ini melalui tol timur, kita jatuh Bulak Kapal, Kapal lebih dari Bulak naik mobil elf menuju Tambun, Tambun Market, kita lanjutkan dengan 16C transportasi umum, dan di Warung Asem kami turun untuk melanjutkan dengan berjalan kaki menuju rumah. Perjalanan yang sangat luar biasa, mengesankan sekali tegang, tapi menarik terjadi.


13.00 WIB, kami menuju ke Jembatan Cinta, gairah mengayuh sendiri dengan suaminya. Sesampainya di Jembatan Cinta, waaahh ... banyak orang sich, tapi tidak ada yang naik ke jembatan, karena panaass. Kami memilih untuk duduk sambil menikmati es kelapa, hmmm ... segeeeeerrrr. Finish menikmati es kelapa, kami berkeliaran di sekitar untuk sementara waktu, kemudian kami kembali ke homestay, dan akan kembali di sore hari.

15.30 WIB, kami siap di depan homestay, untuk kembali ke Jembatan Cinta, tapi kali ini tidak naik sepeda, tapi kita naik bemtor. Kami hanya menunggu di depan homestay, bemtornya yang akan menjemput kami. Pemilik homestay dihubungi bemtornya.
Bridge atmosfer Cinta sore, sangat jauh berbeda dari siang hari, adeeeemm benar, dan sudah banyak orang yang siap untuk melompat keluar dari Jembatan Cinta, oh ya, suami tidak mengikuti melompat, kita hanya menonton saja, bahagia melalui itu. Kami mencari cinta sampai ujung jembatan, saat mengambil gambar ria. Ketika kita berjalan-jalan di jembatan cinta, kita bertemu lagi dengan mba Sari. Naaah, kesempatan ini kami tidak sia-siakan, kami juga meminta mba Sari untuk memotret kami berdua, dan jangan lupa aku foto bersama dengan Sari mba.

Tidung wisata ke Pulau sudah termasuk dalam rencana utama liburan kami. Tanggal 22 Desember 2014, pesan langsung akomodasi Pulau Tidung kami setelah mencari oleh google. Kami pergi tidak melalui agen perjalanan, karena rencana sudah berdua saja, saya dan suami. Alhamdulillaah, kita dapat mengajukan, bernama Ocean Lodge. Rencana untuk tinggal di pulau tanggal 29-30 Desember Tidung dan kami segera transfer ke deposit.

Banyak rencana yang sudah disusun rapi dan matang, ingin di mana saja di pulau Tidung kemudian. Tapi, hari Sabtu, 27 Desember, 2014, setelah kembali dari perguruan tinggi, suaminya mengatakan: "Kami sangat ga Pulau Tidung, Senin saya harus bertemu dosen untuk bimbingan skripsi". Saya hanya berkata: "Yaaaaaa" ... (kecewa) tapi apa yang bisa kita lakukan, hal-hal pendidikan harus diprioritaskan.

Senin pagi, tanggal 29 Desember 2014, saya menghubungi Ocean Lodge untuk pembatalan, serta bersedia untuk uang muka hangus. Selama suami di perguruan tinggi, saya cari di google, tempat wisata di mana kita akan pergi sebagai pengganti Tidung. Ba'da Dzuhur suami kembali dari perguruan tinggi dan mengatakan, kami menulis Sawarna Beach. Saya melihat google, perjalanan dari rumah ke pantai Sawarna sekitar 9 jam, whoa ... benar-benar tua. Tapi, tidak ada pilihan lain, ada tel sini mencari penginapan. Rupanya, semua penginapan Pantai Sawarna sampai saat ini 30-31 Desember penuh semua. Jadi ... bahkan tidak bisa Sawarna pantai kami mengunjungi.

Senin, 29 Desember, 2014, sekitar pukul 17.30 ... saya dan suami saya masih mencari tempat wisata yang akan kita kunjungi. Aku berkata: "Semua Tidung lagi menulis dech, kami menemukan penginapan lain selain penginapan Samudera", karena sebelum saya harus membatalkan. Suami setuju, mengatakan: "Jika izin Allah, itu akan difasilitasi". Saya hanya menjawab: "Aamiin". Kami mulai sibuk untuk menelephon akomodasi Pulau Tidung. Ternyata penginapan untuk tanggal 30-31 Desember 2014 penuh. Suami, cari lagi di google, dan melihat Ibu Homestay Yayah, ditelp langsung, dan Alhamdulillaah ... bisa. Sangat senang dan wajah ceria. Pesan homestay di injury time. Selanjutnya, tel suami taksi untuk menjemput kami pada hari Selasa, pukul 3:45 pm dan urusan taksi yang salah.

Selasa, 30 Desember, 2014, di 15:45 taksi yang kami memesan datang, dan kami segera pergi ke Pelabuhan Kaliadem, karena kita akan mendaki Dolphins kapal atau Karapu dari sana. Hal ini juga bisa dari Pelabuhan Muara Angke, tapi kapal kayu kapalnya. Pukul 05.00 WIB, kami tiba di Pelabuhan Kaliadem. Setelah tiba, kami segera menemukan mushollanya pertama. Selesai shalat subuh, kami duduk di bangku menunggu dan segera kami diberitahu bahwa Dolphins kapal atau Karapu tidak beroperasi, karena keluar dari kontrak, hanya ada sebuah kapal kayu, tetapi ada juga tempat duduknya, nama kapal Garuda Ekspress, kemudian berangkat jam 08.00. Oh well, tidak apa-apa, kami membeli tiket dengan harga @ 50.000 dan sambil menunggu keberangkatan, foto kami digunakan di Pelabuhan Kaliadem bersih dan rapi tetapi sepi.

Akhirnya usai sudah acara liburan ke Pulau Tidung, semua merasa senang dan puas atas perjalanan liburan ini. Jasa travel pulautidungseven yang ramah membuat kami betah barada di Pulau Tidung.